Scores Dead as Chaos Takes Over Soccer Match in Indonesia

Indonesia soccer riot

Sebuah pertandingan sepak bola di Indonesia pada hari Sabtu berakhir dengan cara yang paling buruk. Sedikitnya 125 korban tewas saat ribuan suporter klub Arema FC berhamburan ke lapangan usai kalah 3-2 dari Persebaya Surabaya di Stadion Kanjuruhan Kota Malang.

kerusuhan sepak bola indonesia
kerusuhan sepak bola indonesiaSebuah mobil polisi Indonesia duduk di sisinya setelah kerusuhan setelah pertandingan sepak bola. Setidaknya 125 orang tewas selama huru-hara, yang menyebabkan kecaman internasional. (Gambar: Reuters)

Situasi menjadi tidak terkendali ketika pasukan keamanan mencoba membujuk para penggemar, sekitar tiga ribu, dengan gas air mata. Kepanikan lebih dari 40.000 orang di stadion menyebabkan injak manusia yang besar. Banyak dari korban terinjak-injak atau mati lemas, menurut laporan resmi.

Laporan awal menyebutkan jumlah korban tewas mencapai 174. Namun, pihak berwenang setempat mengkonfirmasi hari ini jumlah yang lebih rendah, menjelaskan bahwa laporan sebelumnya adalah karena kesalahan dalam menghitung mayat. Di antara korban yang fatal, ada anak-anak berusia antara 12 dan 17 tahun dan yang dikonfirmasi hanya berusia 5 tahun.

Sepak Bola Indonesia Dijeda

Kerumunan yang marah menabrak polisi dan menghancurkan berbagai bangunan pusat olahraga. Mereka juga mengejar kendaraan dalam kerusuhan yang digambarkan oleh polisi sebagai “anarkis.”

Presiden Indonesia, Joko Widodo, memerintahkan penangguhan semua pertandingan liga nasional. Dia menyebut hasil kerusuhan itu sebagai “tragedi kemanusiaan sejati.”

Pada saat yang sama, liga juga merespons. Disebutkan, Arema yang sebelumnya mensponsori platform judi online Bola 88, tidak bisa menggelar kompetisi hingga akhir musim.

Sementara itu, Federasi Sepak Bola Indonesia (PSSI, singkatan bahasa Indonesia) sebelumnya telah menyatakan bahwa mereka “menyesali tindakan para penggemar” dan melaporkan bahwa tim investigasi dibentuk di kota Malang, tempat stadion itu berada.

Javier Roca, pelatih Arema, memberikan wawancara kepada media Spanyol Ser dan menceritakan bagian dari tragedi itu. Dia mengatakan bahwa empat penggemar meninggal di ruang ganti tim di pelukan beberapa pemain. Pemain Chili itu menambahkan bahwa sepak bola Indonesia penuh dengan “kegilaan yang tak terkendali.”

Presiden FIFA Gianni Infantino mengeluarkan pernyataan yang menyebut peristiwa itu “tragedi yang melampaui semua pemahaman.” Ia menambahkan, “Dunia sepak bola dihebohkan setelah insiden tragis yang terjadi di Indonesia pada akhir pertandingan antara Arema FC dan Persebaya Surabaya di stadion Kanjuruhan.”

Penduduk Lokal Tidak Terkejut

Sementara kecaman global atas apa yang terjadi dapat dimengerti, banyak penduduk setempat melihat ini datang. Kedua tim memiliki beberapa kelompok penggemar paling bermusuhan yang sering bentrok, tidak hanya di pertandingan sepak bola, tetapi juga di acara lain yang diadakan stadion.

Disebut ‘Bonek’ (sembrono), fans Surabaya adalah fans fanatik tim mereka. Begitu pula dengan suporter Arema yang memiliki reputasi agresif. Rivalitasnya sama budayanya dengan olahraganya.

Sementara keduanya awalnya memiliki saingan yang terpisah, pembentukan Liga 1 Indonesia mengubah jalannya sepak bola. Kedua belah pihak mulai menemukan diri mereka dalam pertukaran panas.

Hal-hal terus meningkat ke titik bahwa kehadiran polisi menjadi suatu keharusan. Setelah pemisahan kedua tim menjadi divisi Timur dan Barat liga, persaingan meningkat. Kemudian, pada tahun 1988, kedua tim dan Liga 1 sepakat untuk menerapkan pemisahan wajib penggemar tim selama pertandingan.

Itu bukan akhir dari itu. Dua tahun kemudian, seorang musisi Indonesia menggunakan Stadion Tambaksari milik Persebaya untuk memperkenalkan album baru.

Dalam konser tersebut, suporter Persebaya menuding para pengikut Artemania mengambil alih arena dan menguasai musik dengan menyanyikan lagu-lagu Artema FC dengan lantang. Kerusuhan pecah usai konser antara kedua grup tersebut.

Pada tahun 1992, Sepultura, sebuah band heavy metal Brasil, berhenti di Stadion Tambaksari saat tur ke Indonesia. Kali ini, Bonek memblokir pintu masuk Artania. Hal ini juga mengakibatkan kerusuhan.

Isu terus berlanjut sejak itu, salah satunya bahkan membuat pesepakbola Indonesia kehilangan kariernya setelah dipukul matanya dengan batu. Persaingan sipil bisa sehat untuk olahraga kompetitif. Namun, kerusuhan hari Sabtu itu tidak sipil atau sehat.

Postingan Skor Mati Saat Kekacauan Mengambil alih Pertandingan Sepak Bola di Indonesia muncul pertama kali di Casino.org.

Author: David Stewart